Kamis, 02 Mei 2013

Untuk sang pembawa lilin

Kemarin seperti biasa kita berdiri di depan gang yang sama. Berpayung pohon palem yang teduh. Diantara jutaan tetes air yang jatuh langsung dari langit. Masih dengan obrolan yang sama. Tentangmu, dan aku tak bosan mendengarnya. Karena mungkin hanya itu yang mendekatkanmu padaku.

Tak mengira beberapa jam sebelumnya kita ada juga di bawah pohon teduh. Duduk di atas semen yang dibentuk sebagai kursi, menghadap di meja yang bundar. Kita sama-sama terdiam. Dingin merasakan perbedaan yang nyata. Antaramu dan antaraku. Ada batas yang tak pernah dilihat orang. Padahal mereka selalu berkata kita sama.

" Kamu selalu berkata ros, bahwa kita tumbuh pada lingkungan yang berbeda". Walaupun pada awalnya niatku hanya agar kau sedikit paham mereka. Mungkin memang aku yang sok merasa benar-benar paham mereka. Yang lagi-lagi tak mau mencoba memahami dirimu.

Dan kita memang sama, sama keras kepalanya. Dan kini aku mau berjanji untuk menghindari obrolan kita yang seperti ini lagi. Yang melelahkan hati. Membuat kita saling menaikkan diri. Merasa paling hebat sendiri.

Teruntuk dirimu yang telah memberikan lilin padaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar